Jumat, 03 Mei 2013

'Super Mario' Balotelli, sang Raja Penalti

Punggawa Milan yang satu ini tentu sudah tidak asing lagi bagi para fans AC Milan alias Milanisti. Ya, dialah Mario Balotelli, si pencipta berita dan pengisi headline di manapun dia berada dengan berbagai ulahnya yang kocak dan tingkah lakunya yang terkadang nyeleneh yang tidak jarang mendatangkan kontroversi. Bagi para jurnalis, Balotelli ibarat periuk nasi yang memberikan mereka sumber pemberitaan yang tiada habisnya karena di manapun Balotelli berada, hampir selalu ada berita untuk ditulis. Beberapa ulah dari striker muda Milan ini yang membuatnya cukup populer antara lain: mengunjungi penjara wanita di Italia dengan alasan untuk melihat-lihat, melemparkan dart kepada pemain-pemain tim muda Manchester City karena bosan, melemparkan jersey Inter Milan ke tanah seusai pertandingan, dan bermain kembang api bersama teman-temannya yang mengakibatkan rumahnya terbakar. Yang terakhir disanggahnya dengan mengatakan bahwa bukanlah dirinya yang mengakibatkan kebakaran tersebut, melainkan teman-temannya. Di laga keesokan harinya antara Manchester City vs. Manchester United, seusai mencetak gol, Balotelli melakukan selebrasi dengan memperlihatkan kaus dalamnya yang bertuliskan "Why Always Me ?".

Terlepas dari semua kontroversi tersebut, bagi orang-orang yang mengenalnya, Balotelli adalah pribadi yang menyenangkan, bahkan menurut mantan-mantan pelatihnya yang tentunya sudah acapkali merasakan kebengalannya, antara lain Roberto Mancini dan Jose Mourinho. Roberto Mancini bahkan menganggap Balotelli seperti anaknya sendiri walaupun kerapkali terlihat jengkel karena ulah mantan anak asuhnya tersebut. Beberapa waktu setelah perpindahan Balotelli ke Milan, Mancini mengatakan bahwa dirinya dan mantan rekan-rekan Balotelli di Manchester City merasa kehilangan sosok seorang Mario Balotelli. Transfer Balotelli sendiri adalah salah satu transfer yang sejalan dengan dengan kebijakan baru Milan yang berorientasi pada pemain muda. Bersama dengan El Shaarawy dan Mbaye Niang, Balotelli menjadi andalan Rossoneri di lini depan sejak awal tahun 2003. Ketiga striker belia Milan yang menyukai gaya rambut mohawk ini terpaut perbedaan usia 2 tahun antara yang satu dengan yang lainnya. Balotelli berumur 23, El Shaarawy berumur 21, dan Niang (sebentar lagi) berumur 19. Dengan adanya junior-junior di Milan, Balotelli terlihat lebih dewasa dan berani mengambil tanggung jawab. Debut Balo di Milan terbilang impresif di mana dia mencetak 2 gol untuk mengantar Milan menaklukkan Udinese. Sejak saat itu, Balotelli menjadi sosok protagonista Milan dan tulang punggung tim. Oleh pelatih Milan, Massimiliano Allegri, Balotelli disebut mirip dengan Zlatan Ibrahimovic, yang kebetulan diwakili oleh agen yang sama yaitu Mino Raiola, yang memang identik dengan pemain-pemain 'bengal' nan hebat.

Balotelli lahir di Palermo, Sisilia pada tahun 1990 dari pasangan Ghana dengan nama asli Mario Barwuah. Kondisi fisiknya yang lemah semasa kecil dan keadaan ekonomi keluarganya yang tidak memadai waktu itu memaksa orang tuanya untuk memberikan dirinya untuk diadopsi oleh sebuah keluarga Italia, Balotelli. Namanya kemudian berganti menjadi Mario Barwuah Balotelli. Balo memulai karir sepakbola profesionalnya  di Lumezzane pada usia 15 tahun, kemudian dia sempat menjalani ujicoba di Barcelona namun tidak berjalan dengan baik, sampai akhirnya berlabuh di Inter Milan pada tahun 2006. Pelatih Inter Milan waktu itu, Roberto Mancini, adalah orang yang berjasa  mempromosikan sosok Mario Balotelli sehingga dia mendapatkan tempat di skuad utama. Namun setelah kepergian Mancini, Balotelli tidak begitu menunjukkan sinarnya karena hubungannya yang kurang harmonis dengan pelatih baru Inter waktu itu, Jose Mourinho. Dia malah sempat kedapatan mengenakan jersey Milan dalam sebuah acara TV di Italia yang mana sudah tentu mengundang kontroversi dari berbagai penjuru. Roberto Mancini yang saat itu pindah ke Manchester City kemudian merekrut kembali Balotelli dari Inter di bulan Agustus 2010. Di bulan itu juga, Balotelli menjalani debut internasional pertamanya bersama tim nasional Italia melawan Pantai Gading. 

Sebagai seorang pemain, Balotelli terkenal cerdas dan memiliki kecepatan, ditunjang dengan fisik yang memadai dan kemampuan teknis yang baik. Walaupun acapkali melakukan tindakan yang tidak perlu, tidak dapat dipungkiri  bahwa Super Mario memiliki mental juara dan seringkali membawa pengaruh yang besar bagi tim yang dia bela  khususnya Milan. Baru-baru ini Balotelli terpilih oleh majalah Time sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia. Milan seolah-olah mendapatkan rezeki nomplok dengan berhasil mendatangkan Balotelli dengan harga yang relatif tidak mahal, yaitu sebesar 20 juta euro, seperti diperkirakan. Selain kelebihan-kelebihan di atas, Balotelli juga terkenal sebagai ahli eksekusi bola-bola mati, antara lain tendangan bebas dan penalti. Yang terakhir, sudah tidak bisa dibantah lagi, di mana sampai saat artikel ini ditulis, Balotelli baru pernah dua kali gagal dalam mengeksekusi tendangan penalti dari total 28 kali, yang membuatnya dianggap sebagai salah satu penendang penalti terbaik di dunia. Untuk tendangan bebas sendiri, Balotelli adalah pengambil tendangan bebas nomor satu di Milan, yang mana bisa jadi merupakan salah satu alasan Milan mendatangkannya. Sebelum Balotelli, tidak ada pemain Milan yang cukup handal dalam mengeksekusi tendangan bebas. Adalah ketenangan Mario dan kekuatan plus akurasi tendangannya yang membuatnya seringkali diberi tugas menjadi algojo penalti dan tendangan bebas. Terus bersinar, Balo!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar