Selasa, 19 November 2013

Ricardo Kaka: Kembalinya Sang Maestro

Siapakah fans AC Milan yang tidak mengenal Kaka, pemain dengan nama lengkap Ricardo Izecson dos Santos Leite yang juga sering disapa Ricardo Kaka? Ricky Kaka bukan hanya kesayangan fans Milan alias Milanisti, namun juga pemain favorit publik sepakbola dunia dan kehormatan pemain-pemain sepakbola sesama koleganya. Di manapun Kaka berada, selalu ada ikatan yang kuat antara dirinya dengan orang-orang di sekelilingnya, khususnya para fans klub di mana dia berada. Di antara klub-klub yang pernah dibelanya, adalah Milan yang paling memiliki tempat di hati Kaka. Wakil Presiden AC Milan, Adriano Galliani, mengatakan pada suatu saat menjelang saat-saat kembalinya Kaka ke Milan dari Real Madrid bahwa "Beberapa cinta tak pernah mati, mereka hanya pergi jauh untuk kemudian kembali lagi." Begitulah kira-kira cinta antara Milan dan Kaka. Cinta yang sempat terhenti 4 tahun itu kini berlanjut kembali dengan kembalinya sang maestro ke Milan dari tempat penempaannya di negeri matador.

Kaka dicintai bukan hanya karena permainannya yang memukau, atau parasnya yang rupawan, namun juga karena sikapnya yang merupakan teladan, inspirasi, dan kesukaan bagi orang-orang khususnya bagi rekan-rekan setimnya dan para koleganya para pemain sepakbola. Beberapa waktu lalu sekembalinya dirinya dari Real Madrid ke Milan, pada saat pertandingan Serie A pertamanya di masa bakti keduanya bersama Rossoneri, Kaka mengalami cedera otot paha di dalam pertandingan tersebut. Karena itu, Kaka meminta Milan untuk tidak menggajinya sampai dia sembuh dari cederanya. Atas hal ini, Adriano Galliani memujinya dan mengatakan betapa luar biasanya hubungan antara Kaka dan fans Milan.

Kenyataan lainnya juga belum lama ini diungkapkan Galliani bahwa bukanlah keinginan Kaka yang ingin meninggalkan Milan di tahun 2009 yang lalu, namun Milanlah yang terpaksa menjual Kaka ke Madrid karena alasan finansial. Hal ini tentu saja membuat Kaka semakin dicintai di San Siro. Ditambah kerelaan hatinya terhadap dipangkasnya gajinya untuk bisa bergabung kembali dengan Milan, membuat hubungan Kaka dan fans Milan semakin tak tergoyahkan. Kaka adalah Milan dan Milan adalah Kaka, tentunya tanpa mengabaikan punggawa-punggawa Rossoneri lainnya.

Saat ini, dalam kondisi Milan yang sedang berada dalam krisis, Kaka diharapkan dapat membawa Rossoneri kembali ke jalur kemenangan, ke habitat asli Rossoneri di papan atas klasemen. Kaka adalah pengaruh yang baik, di dalam dan di luar lapangan. Senioritasnya dan keteladanannya ditambah kharismanya membuatnya tidak susah untuk didengarkan oleh rekan-rekan setimnya terutama yuniornya. Belum lama ini, Urby Emanuelson, salah satu punggawa Rossoneri rekan setim Kaka saat ini, mengatakan bahwa Kaka seperti kapten dan selalu memberikan yang terbaik pada saat latihan maupun dalam pertandingan. Secara hirarki, saat ini Kaka adalah wakil kapten Milan, mendukung Riccardo Montolivo yang sudah menjadi kapten terlebih dahulu sebelum bergabungnya kembali Kaka ke Milan. Simak pula "Biografi Ricardo Kaka (1): Ballon d'Or ke-8 dari San Siro".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar